Pentingnya Memahami Demokrasi Pada Masa Orde Baru

Konsep Demokrasi Pada Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru, yang dimaksud dengan demokrasi adalah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh satu kelompok atau individu yang memiliki kekuasaan mutlak. Definisi demokrasi yang sebenarnya, yaitu pemerintahan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, sedikit terabaikan.

Perubahan Definisi Demokrasi

Pada masa Orde Baru, konsep demokrasi mengalami perubahan signifikan dari definisi sebenarnya. Demokrasi pada masa tersebut diartikan sebagai sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan terpusat kepada satu kelompok atau individu tertentu. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik menjadi sangat terbatas.

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik sangat terbatas pada masa Orde Baru. Keputusan-keputusan penting diambil oleh pemerintah tanpa melibatkan keterlibatan langsung dari masyarakat. Keputusan-keputusan tersebut kemudian diterapkan dan dijalankan oleh pemerintah tanpa adanya kontrol atau pertanggungjawaban terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil. Hal ini menjadikan pemerintah memiliki kekuasaan mutlak dalam mengambil keputusan politik tanpa melibatkan partisipasi masyarakat.

Keterbatasan Partisipasi Masyarakat

Dalam konteks Orde Baru, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik sangat dibatasi. Masyarakat tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk memberikan masukan atau pendapat mereka terkait kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah. Kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan politik berada di tangan satu kelompok atau individu, sedangkan masyarakat hanya berperan sebagai objek dari keputusan-keputusan tersebut.

Partisipasi masyarakat yang terbatas ini mengakibatkan kurangnya kontrol dan pertanggungjawaban terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, pemerintah dapat membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada kepentingan kelompok atau individu tertentu tanpa memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara luas.

Kesetiaan Terhadap Pemerintah

Salah satu karakteristik demokrasi pada masa Orde Baru adalah kesetiaan warga negara terhadap pemerintah. Pada masa tersebut, adanya kritik terhadap kebijakan pemerintah dianggap sebagai tindakan kontra-revolusi yang dapat berakibat pada represi atau penindasan. Hal ini menciptakan suasana di mana masyarakat cenderung tidak berani menyuarakan pendapat kritis terhadap pemerintah.

Keterbatasan kebebasan berpendapat pada masa Orde Baru membuat masyarakat enggan untuk berbicara terbuka tentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mereka setujui atau yang dirasa tidak adil. Masyarakat lebih memilih untuk mempertahankan kesetiaan mereka terhadap pemerintah demi menghindari represi atau penindasan yang mungkin terjadi jika mereka menyuarakan kritik atau pendapat yang berbeda.

Semakin sedikitnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik dan adanya tekanan untuk mempertahankan kesetiaan terhadap pemerintah menjadikan demokrasi pada masa Orde Baru sangat terbatas. Definisi demokrasi yang sebenarnya, yaitu pemerintahan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, tidak sepenuhnya terwujud pada masa tersebut.

Demokrasi Pada Masa Orde Baru

Keterkaitan Demokrasi dan Pendidikan pada Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru, terdapat keterkaitan yang erat antara demokrasi dan pendidikan. Namun, kendali pemerintah terhadap isi pendidikan menjadi salah satu faktor yang membatasi demokrasi dalam dunia pendidikan.

Kendali Pemerintah terhadap Isi Pendidikan

Seperti yang telah diketahui, pemerintah pada masa Orde Baru memiliki kendali penuh terhadap isi pendidikan di sekolah-sekolah. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk memilih dan menentukan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Namun, yang perlu diperhatikan adalah, materi pelajaran tersebut seringkali disesuaikan dengan propaganda yang dikembangkan oleh pemerintah.

Tujuan utama dari hal ini adalah untuk menciptakan kesetiaan dan loyalitas siswa terhadap pemerintah. Namun, akibatnya adalah keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan pendidikan menjadi terbatas dan terkendali. Mereka tidak memiliki kebebasan untuk memiliki gagasan atau pendapat yang berbeda. Siswa hanya diberikan materi pelajaran yang telah ditentukan oleh pemerintah tanpa adanya ruang untuk berpikir dan berpendapat secara kritis. Sebagai hasilnya, kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berdiskusi terhambat.

Kurangnya Diskusi dan Kritisisme di Sekolah

Di sekolah-sekolah pada masa Orde Baru, kurikulum pendidikan tidak mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengajukan pertanyaan. Diskusi yang diizinkan hanya seputar materi yang telah ditentukan oleh pemerintah. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pandangan alternatif atau memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan yang memancing pemikiran kritis. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran siswa terhambat, mereka tidak diajak untuk berpikir secara kritis, analitis, dan kreatif.

Selain itu, keterbatasan dalam diskusi dan kritisisme juga menekan kebebasan berpendapat siswa. Mereka tidak bisa mengemukakan pemikiran atau pandangan yang berbeda dengan apa yang diajar di sekolah. Kondisi ini membuat siswa menjadi pasif dan tidak berkembang dalam hal pengembangan ide dan gagasan. Mereka hanya menerima apa yang mereka diberikan tanpa memiliki peluang untuk melatih kemampuan berpikir kritis mereka.

Pengaruh Ideologi pada Pendidikan

Pendidikan pada masa Orde Baru sangat dipengaruhi oleh ideologi pemerintah yang otoriter. Nilai-nilai yang diajarkan di sekolah-sekolah didasarkan pada ideologi yang diinginkan oleh pemerintah. Hal ini mempengaruhi pola pikir siswa dan membentuk persepsi yang sesuai dengan keinginan pemerintah.

Para siswa diajarkan untuk memahami dan menerima ideologi pemerintah sebagai kebenaran tunggal yang tidak boleh dipertanyakan. Mereka tidak diajak untuk memiliki pandangan yang berbeda atau berpikir secara independen. Hal ini menghambat perkembangan pemikiran kritis dan mengurangi kesempatan siswa untuk mempertanyakan dan menganalisis ideologi yang diajarkan kepada mereka.

Tentu saja, adanya pengaruh ideologi pada pendidikan membatasi kemungkinan siswa untuk memahami dan mengeksplorasi berbagai sisi pandang dalam sebuah masalah. Mereka tidak diajak untuk mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dengan apa yang telah diajarkan oleh pemerintah. Sehingga, ini juga menghambat terbentuknya kreativitas dan pemikiran inovatif pada siswa.

Doa Untuk Orang Meninggal